Kitab Alfiyah adalah buku syair (berirama) tentang tata bahasa Arab dari abad ke-13 M. Kitab ini dianggit oleh seorang pakar bahasa Arab kelahiran kota Jaén, Andalusia – Spanyol yang bernama Ibnu Malik (w. 672 H /22 Februari 1274 M). Bersama dengan kitab Nahwu lainnya yakni kitab Al-Ajurrumiyah dan kitab al-Imrithy, Kitab Alfiyah menjadi salah satu di antara kitab dasar yang dihafalkan oleh santri-santri pondok pesantren selain al-Qur’an di Indonesia.
Dalam Kitab ini setidaknya terdapat 43 kitab penjelasan (syarah) dan merupakan salah satu dari dua kitab dasar pendidikan bahasa Arab untuk para mubtadi’in dalam masyarakat Arab hingga abad ke-20 M. Total seluruh bait yang ada di dalam kitab ini mencapai 1002 bait ditulis langsung oleh Imam Ibnu Malik.
Sampai saat penulis menulis artikel ini masih terasa bagaimana nikmatnya melantunkan bait-bait itu bersama guru dan murid-murid di halaqah.
قَـالَ مُحَمَّد هُوَ ابنُ مَـالِكِ ¤ أَحْمَدُ رَبِّي اللَّهَ خَيْرَ مَالِكِ
مُصَلِّيَاً عَلَى النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى ¤ وَآلِـــهِ الْمُسْــتَكْمِلِينَ الْشَّــرَفَا
وَأسْتَـعِيْنُ اللهَ فِيْ ألْفِــيَّهْ ¤ مَقَاصِدُ الْنَّحْوِ بِهَا مَحْوِيَّهْ
تُقَرِّبُ الأَقْصَى بِلَفْظٍ مُوْجَزِ ¤ وَتَبْسُـطُ الْبَذْلَ بِوَعْدٍ مُنْجَزِ
Muhammad Ibnu Malik berkata: Aku memuji kepada Allah Tuhanku sebaik-baiknya Dzat Yang Maha Memiliki.
Sholawat atas Nabi yang terpilih dan atas keluarganya yang mencapai derajat kemuliaan.
Aku memohon kepada Allah untuk kitab Alfiyah, yang dengannya dapat mencakup seluruh materi Ilmu Nahwu.
Ia dapat mendekatkan pengertian yang jauh dengan lafadz yang ringkas serta dapat menjelaskan secara luas dengan materi ringkas
Dari bait pembuka yang diketengahkan oleh Imam Ibnu malik di atas, kita dapat mengetahui bahwa ekspektasi utama beliau adalah dapat menangkap seluruh pengetahuan Nahwu dalam bait-bait yang ringkas. Artinya ringkasnya bait-bait tersebut mengandung penjelasan yang luas tentang perihal ilmu Nahwu.
Beberapa bab yang terdapat dalam kitab Alfiyyah tersebut di antaranya adalah sebagai berikut. (1) Kalam dalam bahasa Arab, (2) Mabni dan Mu’rab, (3) Isim Nakirah dan Isim Ma’rifat, (4) Isim ‘Alam, Isim Isyarah dan Isim Maushul, (5) Ibtida’, (6) Kaana dan saudaranya – Inna dan saudaranya – Zhanna dan saudaranya, (7) Laa Nafi’, (8) Fi’il yang memiliki dua dan tiga objek, (9) Fa’il dan Na’ibul Fa’il, (10) Isytighal ‘Amil dan masih banyak lagi bahasan-bahasan lainnya.
Sampai sekarang – setidaknya di Indonesia, kitab Alfiyah menempati hierarki literatur yang tinggi (‘aliyyah) dalam kitab daras pesantren. Artinya sebelum mempelajari kitab ini ada beberapa kitab dasar lain yang biasanya harus dipelajari terlebih dahulu sebagai bentuk paralelitas literatur ilmu.