Belajar Bahasa Arab Melalui ‘Payitaht’ (Sultan Abdul Hamid II)

Sumber Foto: wikipedia.org
banner 468x60

Film adalah medium komunikasi sosial yang acapkali menyuguhkan realitas sosial yang terjadi di sekitar masyarakat. Pada umumnya, film melukiskan human relation, dan tema-tema yang diusung sebagian terinspirasi dari kisah nyata, kemudian diramu menjadi sebuah cerita drama. Dewasa ini, Republik Turkiye menyadari potensi besar kebesaran sejarah mereka di masa lampau. Oleh sebab itu, mereka memberikan atensi yang sangat serius dalam bidang perfilman. Jika perfilman barat banyak mengangkat cerita fiktif, lain halnya dengan Turkiye, mereka banyak mengangkat sejarah masa lalu  sebagai penguasa dunia ke layar lebar dan diterjemahkan ke berbagai bahasa.

Bangsa Turkiye merupakan salah satu bangsa besar yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah dunia. Turkiye merupakan markas kesultanan besar yang berdiri selama 6 abad lamanya yang pengaruhnya mencengkeram dunia, dari benua Eropa, Afrika, hingga Asia, yaitu kesultanan Turkiye Utsmani atau yang dikenal dengan Kesultanan Ottoman. Kesultanan Ottoman mempunyai banyak tokoh yang sangat disegani di masanya. Salah satu tokoh yang diangkat ke layar lebar adalah sosok Sultan Abdul Hamid II yang merupakan sultan terkuat terakhir Kesultanan Ottoman. Sultan Abdul Hamid II merupakan sosok yang kontroversial, bagi kalangan barat, beliau digambarkan sebagai seorang pemimpin yang bengis (al-mustabidd), tidak becus mengurus negara (rajul marīd) dan juga pemimpin yang haus darah (as-sulţān al-ahmar).

Bacaan Lainnya

Namun sebaliknya, bagi rakyat Turkiye sendiri dan sebagian mayoritas umat muslim, beliau merupakan pemimpin yang adil, amanah, menyayangi rakyat, tokoh pemimpin yang berusaha mati-matian mencegah berdirinya negara Yahudi di Israel dan sosok yang peduli terhadap kondisi umat Islam di berbagai belahan dunia. Maka, melalui serial film Sultan Abdul Hamid II ini, Turkiye berusaha menggapai dua misi sekaligus, pertama memperkenalkan budaya Turkiye dan kebesaran bangsa mereka di masa lalu kepada dunia. Kedua, menyuguhkan potret sebenarnya sosok Sultan Abdul Hamid II kepada publik dan mengikis stigma negatif yang dilekatkan oleh sejarawan barat kepada dirinya.

Film yang mengisahkan kehidupan Sultan Abdul Hamid ini memiliki judul asli Payitaht Abdul Hamid (Ibukota Abdul Hamid) dan menggunakan bahasa Turkiye, lalu versi sulih bahasa atau dubbing bahasa Arabnya berjudul Musalsal Al-Sulţān Abdul Hamīd Al-Tsāni Wa Shirō’ al-Dziāb (Serial Sultan Abdul Hamid II dan Kisahnya Melawan Para Serigala).

Film ini sangat menarik untuk ditonton bagi kalangan remaja dan dewasa yang ingin mengenang sejarah kegemilangan Kesultanan Ottoman dan mempelajari seluk beluk kepemimpinan Abdul Hamid II. Terlebih lagi dalam versi sulih bahasa Arab, film ini bisa menjadi salah satu sumber belajar bahasa Arab. Sebab, film tersebut menggunakan bahasa Arab fuşha yang cukup mudah dipahami. Pebelajar bahasa Arab bisa mendapatkan banyak kosakata  dan ungkapan-ungkapan baru, disamping mereka juga bisa melatih kemampuan dalam hal istima’.

Menurut hemat penulis, menonton serial Sultan Abdul Hamid II versi bahasa Arab merupakan cara lain belajar bahasa Arab dengan mudah dan menyenangkan. Mengingat, aktifitas menonton video melalui youtube merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat modern, sehingga kegiatan tersebut bisa dimanfaatkan bukan saja sebagai kegiatan refreshing, namun sebagai cara untuk memperoleh transfer bahasa baru bagi pebelajar bahasa Arab.

Berikut link film Musalsal Al-Sulţān Abdul Hamīd Al-Tsāni Wa Shirō’ al-Dziāb  https://www.youtube.com/watch?v=-lYEKi3L6TE&list=PLhQ-0joa8ZrrvfWtL6KuoYHSfa-Plccfy

Pos terkait