Demografi Sebagai Peluang Dakwah

peluang dakwah dari bonus demografi
banner 468x60

Faktor demografi sebagai peluang dakwah dapat dilihat dari  Indonesia yang saat ini merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Pasalnya Indonesia  memiliki beribu-ribu pulau yang menjadi 37 provinsi. Selain itu, mobilitas penduduknya pun masuk ke dalam daftar negara terpadat keempat di dunia setelah Amerika Serikat.

Melonjaknya Angka Penduduk

Populasi negara Indonesia merupakan salah satu yang terpadat dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk Indonesia dilaporkan kembali mengalami peningkatan menjadi 275,77 juta jiwa hingga pertengahan 2022.

Jumlahnya naik 1,13% jika dibandingkan dengan periode tahun lalu. Maka jika kita lihat setiap tahunnya akan bertambahnya populasi manusia, karena maraknya pertambahan jumlah penduduk di Indonesia yang disebabkan angka kelahiran yang terus meningkat.

Maka, dari hal itu melingkupi masalah demografi, yang mencakup jumlah penduduk, persebaran geografis, komposisi penduduk serta perubahan-perubahan dan sebab-sebab dari adanya perubahan tersebut. Jika dilihat dari sisi positif. Maka demografi sendiri akan menjadi peluang dan manfaat bagi beberapa hal.

Tantangan Dakwah

Situasi tersebut bagi para muslim dan mubaligh akan menjadi peluang untuk menyebarkan risalah Islam sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah dalam menyebarkan dakwah Islam ke berbagai penjuru dunia.

Khususnya di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam, dilihat dari awal masuknya Islam ke Nusantara, kemudian dilanjutkan dakwahnya para Walisongo. Sehingga faktor keturunan yang menjadikan kuantitas masyarakat beragama Islam semakin banyak.

Maka dari itu, tugas sebagai mubaligh yang mengajak kepada masyarakat bukan hanya memeluk Islam akan tetapi juga taat dalam mematuhi aturannya, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Walaupun mayoritas beragama Islam, tetapi tidak menutup kemungkinan masih banyak masyarakat pelosok yang awam akan ajaran agama khususnya Islam.

Baca juga: Budaya Ziarah di Banten

Bahkan mereka yang sudah memeluk agama Islam di pelosok negeri, mereka rela murtad dari agama Islam hanya dibayar dengan bahan makanan pokok untuk kebutuhan hidup.

Pun masyarakat yang sudah memeluk Islam yang bahkan tidak asing dengan ajaran di dalamnya, hanya sebagian orang saja yang benar-benar taat terhadap aturan syariah, banyak yang mengaku muslim tetapi masih melanggar aturan-aturan syariah yang telah ditetapkan.

Sehingga muncul istilah Islam KTP yang berarti hanya tertanda di Kartu Tanda Penduduknya saja dia muslim tetapi tidak ber Islam. Seperti yang dikatakan Rasulullah bahwa umat Islam di akhir zaman seperti buih di lautan.

Lantas Di mana Letak Keislamannya ?

Tentunya masih banyak PR tersendiri bagi para mubaligh dalam menyebarkan dan mengajak kepada agama Islam yang Kaffah sesuai dengan Al-quran dan As sunnah.

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, tentunya banyak perubahan lingkungan bahkan peradaban pada generasi z dan milenial. Secara karakteristik generasi z adalah generasi yang lahir pada tahun 1997 -2012, sedangkan generasi milenial mereka yang lahir pada tahun 1981-1996.

Pada generasi ini, teknologi telah berkembang pesat sehingga teknologi menjadi kebutuhan hidup seseorang, bisa kita lihat ketika komunikasi menggunakan handphone, internet dan sebagainya menjadi lebih praktis dan mudah.

Teknologi sebagai sarana dan media dakwah Islam

Pada kondisi saat ini, teknologi dapat dimanfaatkan sebagai sarana dan media dakwah Islam. Banyak media, website, dan aplikasi yang bisa dijadikan wadah untuk berdakwah, seperti membuat poster atau video islami yang mengandung unsur Islam.

Bahkan jika postingan tersebut tersebar luas maka akan menjadi pahala jariyah yang akan mengalir kepada yang membuatnya. Seperti dalam sabda Rasulullah Saw.

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أجْرِ فَاعِلِهِ.

Artinya : “Barang siapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia akan memperoleh pahala seperti pahala orang yang melakukannya. (H.R Muslim no. 1893)

Maka di era digital ini yang serba canggih, tentunya media teknologi menjadi sarana dakwah yang paling tepat, bahkan bisa saja seseorang mendapatkan hidayah atau petunjuk melalui postingan yang kita share ke publik.

Tentunya hal itu akan mudah diterima dikalangan masyarakat, bahkan mereka tidak asing lagi dengan hal ini. Maka pemanfaatan kuantitas penduduk harus di perbudayakan agar umat Islam menjadi berkualitas dalam ber-Islam.

Pos terkait