Bahasa adalah alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan. Dalam konteks pembelajaran bahasa terkhusus bahasa Arab, peserta didik diharuskan memiliki keterampilan berbicara (maharah al-kalam) yang pada hakikatnya merupakan keterampilan mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain. Guna terciptanya komunikasi yang baik dalam lingkungan sekolah, sosial, dan lain-lain, guru memberikan berbagai teknik untuk pembelajaran keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa terutama bahasa Arab. Sehingga setidaknya, dengan beberapa teknik pembelajaran yang diberikan guru, peserta didik dapat menerapkan keterampilan tersebut dalam ruang lingkup kecil seperti kelas contohnya.
Urgensi Pembelajaran Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicara (maharah al-kalam) secara bahasa sepadan dengan istilah speaking skill dalam bahasa Inggris yang bisa diartikan sebagai keterampilan berbicara. Keterampilan barbicara adalah kemampuan seseorang untuk mengucapkan artikulasi bunyi-bunyi Arab (ashwath ‘arabiyyah) atau kata-kata dengan aturan-aturan kebahasaan (qawa’id nahwiyyah wa sharfiyyah) tertentu untuk menyampaikan ide-ide dan perasaan
Keterampilan berbicara merupakan salah satu kemampuan yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa Arab. Kegiatan berbicara sebenarnya merupakan kegiatan yang menarik dan ramai dalam kelas, akan tetapi seringkali terjadi sebaliknya. Dikarenakan kurang antusiasnya partisipasi peserta didik sehingga menciptakan suasana yang kaku. Seringkali peserta didik mendapat kesulitan karena disebabkan penguasaan kosa kata dan pola kalimat oleh peserta didik yang masih sangat terbatas.
Namun kunci keberhasilan kegiatan berbicara sesungguhnya terletak pada guru. Hal ini dapat disiasati dengan kemampuan guru memilih topik pembicaraan yang sesuai dengan tingkatan peserta didik. Selain itu perlu adanya motivasi untuk memiliki keberanian dan perasaan tidak takut salah. Sekiranya perlu ditekankan bahwa takut salah adalah kesalahan yang paling besar. Secara umum, tujuan latihan berbicara untuk pemula dan menengah adalah agar dapat berkomunikasi lisan sederhana dalam bahasa Arab.
Ada beberapa model latihan pada pengajaran keterampilan berbicara (maharah al-kalam) salah satunya ialah bercerita. Bercerita mungkin salah satu kegiatan yang menyenangkan, akan tetapi bagi yang mendapatkan tugas bercerita seringkali merasa tersiksa dikarenakan tidak punya gambaran apa yang hendak diceritakan. Oleh karena itu, guru hendaknya membantu peserta didik dalam menentukan topik cerita yang sesuai.
Khibrāt Mutsîrah
Khibrât Mutsîrah merupakan salah satu yang menggunakan jenis model latihan berbicara, yaitu bercerita. Strategi ini digunakan untuk memotivasi peserta didik agar dapat mengungkapkan berbagai pengalaman yang pernah dialaminya berkaitan dengan teks yang akan diajarkan, serta untuk mengajak keterlibatan peserta didik dalam melihat pengalaman mereka sendiri.
Adapun langkah-langkahnya seperti guru menyampaikan topik yang akan dipelajari. Misalnya هل قضيت اجا زة سعيدة ؟. Lalu peserta didik diberi pertanyaan misalnya tentang كيف قضيت اجا زة اخر السنة ؟ . Selanjutnya mereka diberi kesempatan untuk mengingat pengalaman yang dialaminya saat liburan akhir tahun kemudian diminta untuk menyampaikannya dalam bentuk cerita atau dialog berpasangan. Selanjutnya guru menyampaikan teks dengan judul di atas dan menghubungkan pengalaman-pengalaman peserta didik dengan teks yang akan diajarkan.
Model latihan khibrât mutsîrah yang diimplikasikan dalam pengajaran berbicara lainnya bisa dalam bentuk diskusi, seperti diskusi kelompok panel dan lainnya. sedangkan bentuk lainnya ialah wawancara dan juga dalam bentuk drama, berpidato dan lain sebagainya. Semoga bermanfaat. Tabik.