Asas-asas Kurikulum (Bagian 2)

banner 468x60

Asas Psikologis

Teori psikologi dalam pendidikan banyak kita jumpai dengan berbagai macam teori dan praktiknya dengan mengetahui banyak teori psikologi. Maka pendidik dalam menyikapi semua problematika yang muncul banyak menggunakakn berbagai macam teori psikologi untuk memudahkan dalam penyampaian materi kepada peserta didik.

Tentu saja semua tidak bisa dijalankan dengan mudah. Ada banyak lika-liku dalam praktiknya. Kita mengenal teori Behaviorisme yang mengusung stimulus-respon. Mereka beranggapan bahwa peserta didik seperti organisme yang merespon stimulus dari sekitarnya. Sebagai pendidik kita menyiapkan stimulus untuk peseta didik guna membangkitkan semangat dalam belajar sehingga respon terbentuk dengan sendirinya.

Proses pembelajaran seperti ini bisa kita pecah menjadi beberapa bagian secara detail dan sistematis. Kita dapat memulainya dari yang sederhana dan meneruskan kepada tahapan puncak yang kompleks. Sudah tidak asing lagi bagi kita bahwa para tokoh yang menganut teori behaviorisme di antaranya adalah Skinner, Ivan Pavlov, Edward L Thorndike, Clark Hull, dan Herbert Spencer.

Dalam psikologi ada yang disebut dengan Teori Gestalt. Teori ini adalah sebuah teori yang memecahkan masalah, tentu saja pengalaman dan aksi merupakan hal yang penting dalam memecahkan masalah pengetahuan dan masukan dalam mengembangkan kurikulum.

Teori ini berpendapat bahwa peserta didik tumbuh sebagai keseluruhan sehingga perubahan pada suatu aspek akan mengetahui pribadi anak secara total. Sehingga mereka yang berpegang pada teori ini meposisikan peserta didik merupakan sentral dalam proses belajar mengajar. Penganut teori ini cenderung menganjurkan konsep pendidikan humanistik dengan memupuk konsep diri yang positif pada anak dan bersifat individu.

Adapun teori Psikologi Daya bependapat bahwa belajar merupakan aktifitas mendisiplikan dan menguatkan daya-daya mental, terutama daya mental berfikir melewati studi yang ketat. Peserta didik dilatih untuk menguatkan daya berpikir sehingga akan terbentuk pola berpikir rasional yang akan memudahkan proses belajar pada bidang lain. Maka proses diawali dengan studi yang sullit seperti Matematika dan bahasa asing klasik.

Ada juga teori Pengembangan Kognitif peserta didik yang harus dibimbing dengan teliti dan memperhatikan beban belajar yang seimbang dengan tingkat perkembangan kognitifnya. Perlu juga dorongan agar mereka maju ke arah tingkat perkembangan berikutnya. Piaget mengungkapan ada empat tahapan pokok dalam perkembangan kognitif-intelektual: tahap senso-motoris (0-2 tahun), tahap pra oprasional (2-6), tahap oprasional konkret (6-12 tahun), tahap oprasional format (12 tahun keatas).

Selain itu ada juga teori Kepribadian. Kita dapat membuka kembali referensi yang dikemukakan oleh Peck dan Havighurst pada tahun 1950-an di mana ada tipe watak yang mempengaruhi pola motivasi individu: Tipe A-Moral egosentris dimana memuaskan diri tanpa menghiraukan orang lain. Tipe expedient tanpa sistem moral internal yang dapat memuaskan diri sendiri namu masih diatur oleh kontrol eksternal. Tipe expedient belum memiiki sistem moral internal tentang baik dan buruk, kak dan ketat tanpa mempertimbangkan atau pengecualian serta masih mengabaikan perasaan orang lain. Tipe expedient sistem mola sudah berkembang, yang sudah bisa menyadari kebutuhan dan keinginan rang lain.

Asas Organisatoris

Diperlukan sebagai asas untuk mengembangkan kurikulum untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan dengan mengelompokan kategori permasalahan serta pemecahan masalah tersebut dengan orang yang ahli dibidangnya.

Maka kerja tim sangat diperlukan dengan membentuk sebuah organisasi untuk menangani permasalahan, sehingga cara ini bisa digunakan oleh tim pengembang kurikulum. Salah satu caranya adalah mengorganisasikan bahan bagi keperluan pendidikan berdasarkan topik, tema, kronologi, konsep isu, logika dan proses disiplin.

Pemahaman tehadap asas-asas pengembangan kurikulum sangat penting dalam menghasilkan kurikulum yang diharapkan. Menurut Asiwikarta (1994:101)  perlu memperhatikan 3 kecendrungan: (1) kekinian dan kesinian, (2) kemasa-depanan, (3) kepentingan suatu pendidikan.

Related posts

1 comment

Comments are closed.