Guru dan Orang Tua Harus Saling Pengertian

banner 468x60

Guru sebagai media dan sumber pengetahuan bagi peserta didik, menyampaikan materi dengan berbagai macam teori, gaya mengajar, gaya penyampaian dan bagaimana guru tersebut menyampaikan materi dengan berbagai macam karakter peserta didik. Tetapi pada pandemi covid-19 ini semuanya seolah-olah sirna, setiap pagi sampai sore guru beraktifitas dengan berbagai macam kegiatan untuk mendukung semua pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Dimulai diskusi dengan rekan kerja, tim bahkan konsultasi pembelajaran kini hanya bayangan saja. Ruang kantorpun  menjadi sepi dan kegiatan tidak sesibuk seperti biasanya.

Kata “cepatlah berlalu” hanya angan-angan belaka. Isu di luar sana tentang covid-19 semakin menjadi-jadi bahkan informasi yang terindikasi covid-19 semakin meningkat. Semua ini memberikan dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekolah atau masyarakan di luar. Sekolah ikut merasa resah dengan pemberitaan yang semakin hari semakin menekan pikiran orang lain.

Read More

Sekarang peranan guru itu bisa dirasakan oleh orang tua masing-masing dengan kesibukannya dan profesi yang sedang digelutinya ini menambah beban dan kerjaan. Demikian bapak ibu guru yang memiliki keluarga, anak balita atau yang masih harus dalam pengawasan semua dilakukan di rumah tanpa ada kegiatan tatap muka disekolah. Inilah wajah baru pendidikan pada masa pandemi mau tidak mau harus dilakukan dan terus berjalan sebagai orang tua akan mendukung penuh demi kelancaran putra putrinya dalam belajar. Tetapi tidak sedikit pula orang tua bahkan guru sendiri merasakan kesulitan yang luar biasa terutama dalam membagi waktu dan harus berbagi dengan anak sendiri.

Dari narasi di atas dapat kita bisa bayangkan bagaimana peranan guru yang selama ini mengajar di kelas dan asyik dengan berbagaimacam aktifitasnya, sedangkan putra putri mereka juga ada yang sudah sekolah atau ada yang mengikuti kelompok bermain kini harus ditangani sendiri karena instansi pendidikan semuanya tidak diperkenankan untuk membuka tatap muka atau datang kesekolah. Inilah beban guru yang berlipat demikian juga bapak ibu yang selain guru yang memiliki profesi lain harus mengurusi orang lain dan juga anak sendiri. Jika kita kembali membuka referensi keagamaan justru orang tualah sebagai guru utama yang mendidik putra putrinya bukan orang lain.

Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata, “Didiklah anakmu, karena sesungguhnya engkau akan dimintai pertanggungjawaban mengenai pendidikan dan pengajaran yang telah engkau berikan kepadanya. Dan dia juga akan ditanya mengenai kebaikan dirimu kepadanya serta ketaatannya kepada dirimu.”(Tuhfah al Maudud hal. 123).

Perkataan Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma ini memberikan semangat kepada orang tua untuk selalu memeperhatikan perkembangan putra dan putrinya. Jadi sesibuk apapun profesi yang sedang digeluti maka pendidikan yang utama ada pada diri kita sendiri selaku orang tua. Jika semua orang tua mengkaji setiap keadaan dengan jernih dengan keterbukaan dialog bersama orang-orang yang berkepentingan dalam mendidik anak, maka hindarilah perkataan-perkataan yang menjurus kepada profesionalitas seseorang dalam mendidik agar saling menjaga dan saling menghormati pada masa pandemi ini.

Jika saya berpendapat dari perkataan Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma maka saat inilah waktunya kita kembali menyadari bahwa pendidikan putra dan putri kita harus terus ditingkatkan. Hal ini tidak lain karena pendidikan yang utama ada di keluarga kita sendiri. Seolah-olah perkataan Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma ini menjawab keluh kesah di masa pandemi covid-19.

Janganlah beranggapan bahwa sepenuhnya pendidikan anak itu ada di bapak atau ibu guru yang di sekolah atau intansi pendidikan yang dipercaya oleh orang tua untuk mendidiknya. Tetapi tanamkan pada diri kita sebagai orang tua bahwa bapak ibu guru hanya membantu dalam memberikan pengetahuan dan bimbingan dalam belajar serta mendampingi pola belajar putra dan putri kita. Jika semua ini dilakukan dengan sepenuh hati, baik oleh orang tua maupun guru maka akan tercipta harmoni dalam sebuah pendidikan dan tidak ada panorama saling menyalahkan dalam perkembangan peserta didik, karena semuanya sudah saling memahami dan saling mengerti kewajiban dan tugas masing-masing.

Related posts