Kejarlah Akhirat! Maka Dunia akan Mengejarmu

banner 468x60

Kejarlah Akhirat, Maka Dunia akan Mengejarmu

Zaman semakin akhir, banyak manusia yang salah arah dalam memahami dunia dan akhirat. Dunia memang bukan tujuan, karena tujuan kita akhirat. Dunia sebagai ladang kita untuk mencangkul nilai-nilai akhirat. Jika cara pandang kita seperti itu, kita tidak akan salah arah dalam hidup. Kita harus bisa mengimbangi antara kehidupan dunia dan akhirat. Seberapa banyak pohon kebaikan kamu tanam di dunia ini, sebanyak itu pula kita petik buah surga di akhirat.

Read More

Dalam sebuah hadits, Ibnu Umar R.a berkata bahwa pada suatu ketika Rasulullah Saw. memegang sebagian dari tubuhnya seraya bersabda “Wahai Abdullah, jadilah kamu di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang pengembara, dan persiapkanlah dirimu sebagai calon penghuni kubur.”  Hadits tersebut menyiratkan satu pesan kepada kita bahwa dunia adalah ladang akhirat. Karena itu, kita harus senantiasa mengingat-ingat akhirat.

Namun, dalam mengingat akhirat jangan sampai melupakan dunia. Rasulullah SAW. mengajarkan sekaligus sebagai teladan bagi kita bahwa dunia hanyalah media atau fasilitas bagi kita untuk memperoleh kebahagiaan hakiki di akhirat. Jadi, tidak dibenarkan jika ada di antara kita meninggalkan dunia sepenuhnya  dan hanya fokus pada akhirat.

Hal ini merupakan sebuah pemahaman yang salah. Akan tetapi, jika kita menjadikan dunia sebagai sebuah target, maka akan sulit bersyukur. Kemudian akan selalu merasa kurang, maka tidak ada kenikmatan dari Allah SWT yang kita rasakan. Maka utamakanlah hidup untuk akhirat dari pada hanya untuk dunia semata. Insyaallah, jika kita niatkan hidup di dunia ini hanya untuk mencari ridho dari Allah SWT, guna kebahagiaan di akhirat kelak, maka senantiasa Allah dengan janjinya akan menurunkan keberkahan dan kenikmatan kita di dunia.

Ihwal Keberkahan

Apa sih berkah itu?. Berkah adalah bertambahnya kebaikan. Adapula yang memaknai sebagai dimudahkannya segala urusan, sehingga bertambah kebaikan dan kemanfaatan. Bukan hanya  bertambah kebaikan, akan tetapi juga termasuk bertambahnya ketaatan kepada Allah SWT dengan segala keadaan yang ada. Apa pun yang sedang dialami, pasti terdapat berkah di dalamnya. Kita jelas tidak pernah tahu apa yang akan terjadi, tetapi atas izin dan kuasa Allah semua pasti bisa terjadi.

Rasulullah Saw. bersabda “Bekerjalah untuk duniamu seakan akan kamu akan hidup selamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok.” Itulah ajaran hidup yang diperjuangkan oleh Rasulullah SAW. Beliau adalah contoh atau teladan yang mampu meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebab, seseorang yang hari-harinya disibukkan oleh urusan dunia, sementara ia melupakan urusan akhirat, maka sungguh celakalah hidupnya. Batinnya akan menderita.

Ketika saya menuntut ilmu di pondok, Almaghfurlah Abuya K.H Abdurrahman Nawi mengatakan “Tanam padi rumput ikut, tanam rumput padi luput. Tuntut akhirat dunia ikut, tuntut dunia akhirat luput.” Dapat saya pelajari bahwa memang semua yang ada di dunia adalah titipan yang Allah berikan. Semua apa yang kita cari di dunia akan hilang jika Allah berkehendak. Apalagi ketika kita mencari apa yang ingin kita dapatkan tidak melibatkan Allah di dalamnya. Tidak akan ada kebaikan di dalam. Karena, ketika kita selalu melibatkan Allah akan bernilai ibadah.

Tidak juga Memusuhi Dunia

Sementara itu, ada juga orang yang memusuhi dunia. Seolah-olah dunia harus ditinggalkan, dan hanya memfokuskan diri pada hal-hal yang bersifat akhirat. Padahal sejatinya, dunia merupakan ladang menuju akhirat. Hati kita tidak boleh terikat pada dunia. Apalagi, sampai sampai menjadikan dunia sebagai tujuan. Karena itu, posisikan dunia sebagai media saja agar kita dapat mendapatkan kebahagiaan yang dijanjikan Allah Swt. Dan Rasulullah Saw.

Tidak sedikit di antara kita umat Islam yang melakukan ibadah shalat sepanjang waktu, tetapi bersamaan dengan itu mereka rela memutus hubungan silaturahmi dengan tetangganya, bahkan dengan saudaranya sendiri. Tiap tahun banyak yang naik haji ke tanah suci, tetapi bersamaan dengan itu banyak pula fakir miskin yang terlantar, dibiarkan sendiri menanggung lapar. Banyak orang yang setiap siang dan malam tidak pernah lupa membaca al-Qur’an, tetapi bersamaan dengan itu mereka mencela, memaki, memusuhi golongan lain.

Demikian juga, tidak sedikit dari kalangan umat Islam yang mendermakan harta kepada fakir miskin, tetapi bersamaan dengan itu, diam diam mereka menyimpan ambisi agar dipuji. Itulah kenyataan hidup  yang terjadi belakangan ini. Kita seakan-akan berada dalam posisi yang serba salah. Namun demikian, bukan berarti usaha untuk mencapai kehidupan yang seimbang telah tertutup. Allah Swt. masih membentangkan jalan selebar-lebarnya. Asalkan kita berusaha, kebahagiaan yang kita impikan akan tergapai.

Related posts