Dewasa ini arus westernisasi semakin tidak terbendung lagi di berbagai Negara Islam. Budaya dan bahasa barat seolah menjadi ‘trend kekinian’ yang wajib diikuti oleh manusia yang hidup di masa kini.
Jika pengaruh westernisasi itu sedemikian terasa di negara yang mayoritas penduduknya adalah Islam, maka arus westernisasi tersebut sudah tentu sangat kuat pengaruhnya dari negara asalnya yaitu negara barat; dataran Eropa dan Amerika.
Penulis mengamati bahwa umat Islam yang bermukim di negara barat; baik yang berimigrasi dari negara Arab ataupun yang tinggal sementara untuk bekerja di sana, mereka mengalami degradasi budaya ketimuran yang merupakan identitas asal mereka; di antaranya adalah lunturnya pengamalan adab dan etika Islam, hilangnya atensi terhadap bahasa Arab, hingga terjerumus pada gaya hidup barat seperti berpakaian ala barat yang tidak mengindahkan aturan aurat dalam agama Islam. Sedikit sekali yang masih menjaga identitas asli mereka sebagai orang berdarah Arab dan beragama Islam.
Di antara sedikit orang yang masih mampu menjaga tradisi berbahasa Arab dan etika ketimurannya adalah Sirin Hamsho. Dia adalah perempuan Arab moderat yang memegang kuat agamanya dan culture tanah leluhurnya yaitu Suriah.
Hal tersebut dibuktikan dengan kebanggannya dalam mengenakan kostum muslimah dan eksistensinya menggunakan bahasa Arab baik di forum formal maupun non formal-di samping bahasa Inggris. Bahkan dia mendedikasikan sebuah karya emasnya berupa film tentang urgensi mempelajari bahasa Arab yang bertajuk al-risalah al-ula.Film yang berdurasi 6.15 menit tersebut mengandung unsur didaktis bagi pecinta dan pemerhati bahasa Arab khususnya, serta umat Islam pada umumnya.
Setelah sukses menyedot perhatian masyarakat terhadap film perdananya yang bertajuk al-risalah al-ula. Sirin kembali terlibat dalam proyek film pindek yang bertajuk Hājir, dalam bahasa Indonesia kata hajir bermakna perantau.
Film yang berdurasi 5:29 menit ini merupakan paradigma Sirin tentang konsep imigrasi dan tanah air. Setting film ini di negara Amerika Serikat yang mana menyuguhkan potret pluralitas atas suku, etnis, agama, dan kehidupan para imigran di sana.
Melalui fim ini Sirin memberi motivasi dan pencerahan kepada para imigran untuk memberdayakan kehidupan mereka sebaik dan seoptimal mungkin di negeri perantauan. Hal itu senada dengan peribahasa Indonesia di mana bumi berpijak, di situ langit dijunjung.
Selain itu, film ini juga berupaya menafikan tuduhan atau stigma negatif yang disematkan oleh Barat kepada para imigran muslim. Adapun bahasa film ini menggunakan bahasa Arab fuśha, sebagai konsistensi dakwahnya dalam membumikan bahasa Arab.
Karir pendidikan Sirin cukup cemerlang, dia dianggap sebagai perempuan Arab diaspora yang fenomenal dan penuh inspirasi di bidang energi terbarukan. Hak paten atas temuannya dikeluarkan pada saat masa genting terjadinya “Perang Saudara di Suriah dan Musim Semi Arab di Timur Tengah”.
Adapun beberapa penghargaan yang diterimanya adalah termasuk dalam jajaran tokoh perempuan berpengaruh “100 Women” dari stasiun telivisi BBC, penghargaan sebagai insinyur perempuan IEEE “Woman in Leadership”, dan pada tahun 2018 mendapat penghargaan kehormatan dari komunitas Arab Amerika “Award of The Year” melalui Asosiasi Teknik dan Arsitek”.
Dilansir dari beberapa unggahan Sirin di akun media sosialnya, terdapat berbagai tips untuk mengenalkan dan mengajarkan bahasa Arab untuk kedua anaknya, di antaranya: (1) Mengenalkan buku pada anaknya sejak dini, hal tersebut dilakukan melalui “home decore” menata ruang baca seoptimal mungkin dengan berbagai ornamen dan furniture eye catching, dan didukung pula dengan pencahayaan lampu yang terang. (2) Membacakan dongeng pengantar tidur, pastinya buku yang dipilihnya adalah berbahasa Arab sebagai misi utamanya dalam menjaga identitas tanah kelahirannya. (3) Menonton film kartun yang menjadi rujukan anaknya dalam belajar bahasa Arab, misalnya film kartun berbahasa Arab yang berjudul “Adnān wa Lĭnā” (Film ini menceritakan pahlawan perempuan yang bernama Lina, sosoknya yang mandiri dan berdikari), film Cenderella juga disuguhkan dalam versi berbahasa Arab (Film yang sarat dengan fantasi dan imajinasi. (4) Menggunakan tiga situs utama sebagai acuan kedua anaknya dalam belajar bahasa Arab di rumah, di antaranya: a) Situs Awrāq ‘Amal http://m.facebook.com/ArabicWorksheets/ yang memilik 650 worksheets (lembar kerja) untuk latihan menulis bahasa Arab dengan berbagai bentuk dan ukuran.
Menurutnya situs ini menyuguhkan materi sangat lengkap dan integral. b) Situs ‘Ashāfĭr www.3asafeer.com yang menyajikan materi untuk latihan membaca bahasa Arab untuk anak-anak. Materi yang disuguhkan mulai dari level dasar, menengah, dan lanjutan. c) Aplikasi Lamsa, http://www.lamsaworld.com/tablet/index.html. Sebuah aplikasi berbayar yang digunakan Sirin dalam mengajarkan bahasa Arab pada kedua anaknya, menurutnya harga aplikasi ini sangat terjangkau jika dianalogikan dengan harga secangkir kopi selama satu bulan. Aplikasi ini berisi 350 cerita yang digunakannya sebagai pengantar tidur kedua anaknya, selain itu aplikasi ini dilengkapi dengan permainan yang beraneka ragam.
Selain itu, Sirin membiasakan mumārasah al-lughah pada putri pertamanya Leya secara intens di rumah. Setelah dia merasa Leya memiliki kapasitas berbahasa Arab yang baik, dia menjadikan putri pertamanya tersebut sebagai role model untuk putrinya yang kedua.
Hal tersebut menunjukkan proses internalisasi bahasa Arab yang dilakukan Sirin bersifat estafet, dia berhasil melakukan investasi berupa pengajaran bahasa terbaik pada putri pertamanya dan sekarang putri pertamanya seolah menjadi guru untuk putri keduanya.
Upaya lain yang dilakukan Sirin dalam menunjang literasi pengajaran bahasa Arab untuk kedua anaknya adalah dengan mengunjungi perpustakaan di negara perantauan yang mereka tinggali. Setiap pekan Sirin dan anaknya pergi mengunjungi perpustakaan daerah maupun pusat kota untuk membaca buku cerita anak-anak berbahasa Arab.
Buku-buku berbahasa Asing seperti ini biasanya terdapat di Kids Corner, jika beberapa judul buku cerita yang diinginkan Sirin tidak terdapat dalam perpustakaan tersebut maka dia mendatangi bagian customer service dan meminta untuk pengadaan buku-buku tersebut.
Menarik bukan upaya yang dilakukan Sirin dalam mendakwahkan bahasa Arab?. Dakwah yang diawali dari dirinya, keluarga kecilnya, komunitasnya, dan dakwah untuk kaum muslimin di seluruh dunia agar lebih bersemangat kembali untuk mempelajari dan menggaungkan bahasa Arab yang notabenenya sebagai bahasa kebanggaan kaum muslimin.