Setiap insan yang terlahir di dunia dibekali Allah indra pendengaran. Hal tersebut mengacu pada surat An-Nahl ayat 78 “Dia (Allah) memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur”. Bahkan indra pendengaran ini sudah diciptakan oleh Allah sejak janin berada di rahim ibunya. Melalui indra pendengaran, insan mampu mendengar dan menyimak segala sesuatu yang berada di sekelilingnya. Namun, hal tersebut memiliki kapasitas tersendiri.
Telinga merupakan indra yang berfungsi untuk menangkap bunyi, suara, dan bahasa. Seseorang yang terlahir di dunia, secara otomatis belajar mendengar bahasa ibunya yang notabene sebagai bahasa pertama dan utamanya melalui indra pendengaran. Selang beberapa bulan, kemudian dia belajar fase kemampuan lainnya.
Kemampuan mendengar atau yang pada tahapan selanjutnya dikenal dengan menyimak, dalam bahasa Arab diistilahkan dengan Istimā’. Kemampuan dasar ini merupakan modal utama yang harus dimiliki khususnya pembelajar bahasa asing. Istimā’ merupakan induk dari kemampuan-kemampuan yang lain. Jika seseorang tekun dan konsisten dalam mempelajari Istimā’, maka dipastikan ia akan memiliki kekayaan bahasa Arab yang mumpuni.
Salah satu referensi belajar Istimā’ yang direkomendasikan oleh penulis adalah “Linguaphone Institute”. Linguaphone merupakan pusat lembaga kursus berbagai bahasa yang didirikan oleh Jacques Roston pada tahun 1901 di London. Dia adalah seorang penerjemah dan guru bahasa yang berdarah Polandia.
Dilansir dari Wikipedia, penulis memahami bahwa metodologi yang digunakan adalah “Self Learning” berupa (Listen, Understand, and Speak), siswa dituntut belajar mendengarkan audio mulai dari tahapan dasar secara mandiri dan berulang-ulang. Kemudian, siswa beralih ke tahapan memahami dan selanjutnya melafalkan apa yang mereka simak.
Selain itu, Linguaphone Institute merupakan penerbit besar dan berskala internasional yang memiliki banyak kantor perwakilan bergengsi di berbagai kota besar di penjuru dunia, seperti seperti London, Paris, New York dan Tokyo. Lembaga ini concern menyediakan buku, rekaman, dan kaset, yang berfungsi sebagai sumber belajar utama bagi siswa-siswanya.
Salah satu bahasa yang dipelajari di lembaga Linguaphone ini adalah bahasa Arab. Penulis pernah mendapatkan pengalaman belajar Istimā’ melalui kaset Linguaphone saat duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA). Bahan ajar yang disajikan Linguaphone Arabic ini sangat sistematis dan tentunya memudahkan siswa, kita belajar mulai dasar yaitu bagaimana cara melafalkan huruf Arab yang benar, baik huruf vokal maupun konsonan. Selanjutnya kita belajar ke tahapan diftong (vokal rangkap), kosakata sederhana, ungkapan sederhana, dan dialog pendek yang settingnya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Terdapat juga cerita-cerita anekdot Juha, dan peribahasa bahasa Arab. Hal tersebut sangat mengesankan dan menyenangkan.
Dulu, penulis mengikuti pembelajaran Istimā’ di sekolah masih berlangsung manual. Guru membawakan tape recorder besar dan memutarkan kaset Linguaphone untuk kami. Namun, seiring berjalannya waktu, bentuk kaset yang disediakan oleh Linguaphone Institut kini bisa dijumpai dalam bentuk audio ataupun video yang dapat diunggah melalui aplikasi YouTube. Bahkan buku pelengkap Istimā’ Linguaphone Arabic pun bisa diunggah di Google.
Buku Linguaphone Arabic diterbitkan oleh Linguaphone Institute pertama kalinya pada tahun 1977 di London. Penulis buku ini adalah Dr. Fuad Majalli, seorang alumnus dari kampus Alexandria Mesir dan juga alumnus doktoral dari kampus Dublin Irlandia dan sekarang sebagai dosen jurusan bahasa Arab di kampus Politeknik London. Selain itu, terdapat juga Profesor M. Manshur yang pendidikan doktoralnya satu alamamater dengan Dr. Fuad Majalli. Saat ini Prof. Manshur menjabat sebagai ketua jurusan Studi bahasa Smith (Sāmiyah) di kampus Wisconsin Amerika Serikat.
Kelebihan lain yang dimiliki dari aspek pengisi suara Linguaphone Arabic ini adalah penutur bahasa Arab asli, mereka di bawah bimbingan dan arahan Dr. Fuad Majalli. Buku Linguaphone Arabic terdiri dari 30 dars (pelajaran) yang disajikan secara sistematis. Di dalamnya banyak menyuguhkan budaya Arab dan agama islam, misalnya penggunaan nama tokoh, setting cerita di beberapa negara Arab seperti Saudi dan Mesir, ibadah haji, hikayat 1001 malam, kampus Al-Azhar, keindahan sungai Nil, dan lain sebagainya.
Bagi yang ingin fokus belajar Istima mandiri melalui Linguaphone Arabic, penulis merekomendasikan link berikut: