Menetra Sejarah Ideologi Dunia Kristeva

banner 468x60

Masih sangat jarang buku yang menuliskan tentang ideologi-ideologi dunia dari perspektif historisitasnya. Kebanyakan ideologi itu dibincang berkaitan dengan suatu peristiwa atau tokoh dari penganut ideologi tersebut yang kerap begitu gurih dibicarakan dalam berbagai forum-forum diskusi, Karl Marx contohnya.

Adalah seorang Nur Sayyid Santoso Kristeva yang menjadi salah satu figur penulis yang berhasil mencipta buku tentang sejarah ideologi-ideologi yang ada di dunia. Buku dengan judul Sejarah Ideologi Dunia ini diterbitkan oleh penerbit Lentera Kreasindo Yogyakarta. Buku setebal 219 halaman ini pertama kali dicetak pada tahun 2015 dan mengalami cetak ulang ketiga pada tahun 2020.

Buku ini memiliki kerangka penulisan yang cukup sistematis. Kristeva memulai bukunya dengan menjelaskan beberapa poin perihal ideologi. Di sini ia mulai mengupas ideologi dalam tataran umum mulai dari pengertian, proses kelahiran, kategorisasi sampai fungsi dan faktor pendukung keberadaan ideologi tersebut.

Selanjutnya penulis buku mulai mengetengahkan berbagai aliran ideologi yang pernah tampil dalam panggung drama sejarah dunia. Deretan ideologi yang diketengahkan adalah kapitalisme, sosialisme, komunisme, fasisme, anarkisme dan konservatisme. Dari semua ragam ideologi tersebut dijelaskan beberapa aspek yang cukup komprehensif seperti pengertian, sejarah perkembangannya sampai alam pikiran yang ada dalam ideologi tersebut termasuk beberapa tokoh yang terlibat di dalamnya

Sebut saja misalnya ideologi kapitalisme yang menduduki bahasan paling awal dalam buku ini. Kristeva mengartikan kapitalisme dengan sistem perekonomian yang menekankan pada peran kapital (modal). Kaum pemodal dalam hal ini memegang peranan penting dalam menjalankan kehidupan negara. Adapun sejarah dari ideologi ini menurutnya dengan mengutip Ebenstein mulai berkembang di Inggris pada abad ke-18 M.

Adam Smith menjadi Nabi utama dalam ideologi ini dengan kitab sucinya yang berjudul The Wealth of Nations. Bapak kapitalisme ini mengatakan bahwa teori dasar ideologi ini adalah tentang maksimalisasi keuntungan individu-individu melalui serangkaian ritual kegiatan ekonomi yang ditujukan untuk membantu kepentingan publik.

Atrkasi pengetahuan dalam penulisan ini juga bisa terlihat saat Kristeva mengangkat bagaimana Mussolini dan Hitler dihadirkan. Kedua sosok yang diambil menjadi figur dalam ideologi fasisme ini menghangatkan pembahasan sampai pada titik benturan antar ideologi. Namun ada juga yang sejatinya memiliki hubungan erat dari segi embrio akar pemikirannya seperti sosialisme dan komunisme. Meskipun dalam episode-episode sejarah tertentu masing-masing dari ideologi tersebut memunculkan citra kemandirian dirinya sendiri.

Dalam kata pengantarnya, buku ini di-mukadimah-i loleh Muhammad Supraja. Sosiolog UGM ini sedari awal  mengatakan bahwa masih relatif sedikit sarjana sosial yang berusaha melakukan tindakan inventarisasi berbagai definisi tentang ideologi. Hal ini karena ideologi pada awalnya adalah sekumpulan wacana atau konstruksi sebuah gagasan. Namun dalam perkembangan berikutnya terlembaga menjadi suatu sistem aksi sosial tertentu, kekuasaan dan menyebar pengaruh pada masyarakat luas.

Namun pada aspek tertentu buku yang cukup laris di pasaran ini perlu segera melakukan revisi. Pasalnya masih banyak “dosa” editor yang berserakan di sana-sini. Beberapa kalimat masih belum sesuai dengan tarkib yang semestinya.

Tidak sedikit kata-kata yang masih belum sempurna akibat kehilangan huruf. Bahkan ada beberapa kata yang tetiba menyasar pada suatu kalimat yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan kalimat tersebut. Tentu fenomena-fenomena yang demikian itu sangat mengganjal dan mengganggu keasyikan dalam menikmati sajian pengetahuan di dalamnya.

Dari sisi konstruksi penyajian, di beberapa spot terasa kehilangan titik fokusnya. Hal ini pengaruh dari sub-sistematika ditambah dengan layout yang terasa hambar. Di samping itu memang tidak mudah melaksanakan kerja karya seperti ini. Kristeva pun mengakui bahwa dia mengumpulkan data kepenulisannya dari beberapa tulisan yang di mana topik utamanya sedang tidak membincangkan soal ideologi.

Namun langkah kreatif sang penulis dalam mengambil tema ini untuk kerja karyanya memiliki nilai kreatifitas yang tinggi. Suatu karya yang masih terbilang jarang beredar di pasaraya buku Tanah Air. Buku ini sebenarnya penulis baca terlebih dahulu sebelum membaca Kritik Idologi yang ditulis oleh ahli filsafat Indonesia F. Budi Hardiman. Oleh karenanya terlepas dari berbagai kekurangan yang meliputinya, penulis sangat mengapresiasi kreatifitas seorang Kristeva.

 

Related posts