Mengenal Imam Yahya al-‘Imrithy, Penulis Kitab Nahwu ‘Imrithy

banner 468x60

Kitab Nahwu ini merupakan kitab yang berisi sekelumi tentang tata gramatika dalam bahasa Arab. Namun ia disajikan dalam sistematika syair atau nazham. Berbeda dengan Kitab Jurumiyyah yang disajikan dengan sistematika paragraf seperti pada umumnya.

Oleh karenanya kitab ini kerap disebut dengan nama Mandzumah al-‘Imrithy atau dalam sebutan lebih pendek adalah Kitab ‘Imrithy. Meskipun judul aslinya adalah Judul asli kitab ini adalah al-Durrotu al-Bahiyyah Nadzmu al-Ajurumiyyah. Dari sini dapat diketahui bahwa kitab ini memang memiliki ikatan kuat dengan kitab Nahwu lainnya yakni Jurumiyyah.

Read More

Adapun penulis kitab ini memiliki nama lengkap Yahya bin Nur ad-Din Abi al-Khoir bin Musa al-Imrithiy al-Syafi’i al-Anshori al-Azhari, dengan gelar Syaraf al-Din. Beliau adalah intelektual Islam yang hidup pada abad ke-16 M yang juga merupakan seorang sarjana al-Azhar Kairo Mesir.

Imam Yahya al-‘Imrithy juga mendapat julukan al-Nadzim, pasalnya beliau sangat piawai dalam membuat nazham atau sajak. Hal ini dapat kita lihat dari karya-karya beliau sendiri yang memang banyak menulis kitab dengan sistematika sajak. Dan karya beliau dalam bentuk sajak yang paling populer, tentu saja kitab Imrithiy ini.

Kata al-‘Imrithy sendiri sebenarnya merupakan penisbatan terhadap daerah asal beliau sendiri, yaitu desa ‘Amrith. Sebuah wilayah – dalam beberapa redaksi dibaca ‘Imrith – yang merupakan suatu desa di wilayah ibukota Mesir-Kairo di bagian timur Bilbis dan dekat dengan Sunaikah.

Syaikh Yahya al-‘Imrithy adalah salah satu figur guru besar yang amat ‘alim dan shalih. Beliau juga dikenal sebagai kunci dari berbagai keutamaan yang penuh kesuksesan dengan pemahaman yang mendalam terhadap berbagai disiplin ilmu.

Beliau juga merupakan sosok yang sangat rendah hati dan jauh dari berbagai laku kesombongan. Tidak merasa paling tahu sendiri dan tidak gengsi dengan mengakui segala kekurangannya. Sikap inilah yang menjadikan beliau senantiasa amat dekat dengan murid dan sahabat-sahabatnya.

Bahkan tidak jarang di antara motif beliau dalam menulis nazham untuk beberapa kitab tertentu adalah untuk memenuhi permintaan sahabat-sahabatnya. Meski di sisi yang lain beliau juga senantiasa berkarya untuk menebarkan kebaikan dan membantu sesama dalam pengetahuan serta sebagai tanggung jawab atas limpahan ilmu yang telah Allah SWT anugerahkan kepada beliau.

Demikianlah seringkas tentang figur Imam Yahya al-‘Imrithy yang dengan kecintaannya terhadap pengetahuan beliau membuat nama dan karya-karyanya senantiasa hidup sampai saat ini. Belau wafat sekitar tahun 988 H/ 1580 M. Semoga kita senantiasa mendapat keberkahan dari ilmunya. Aamiin.

Related posts