Pandemi Bukan Alasan Kita Berhenti Belajar

banner 468x60

Saudaraku, engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara: Akan aku kabarkan padamu perinciannya degan jelas, kecerdasan, kemauan keras, semangat, bekal cukup (harta), bimbingan guru dan waktu yang lama. (Kitab Ta’lim al-Muta’allim)

“Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia.”- Nelson Mandela”, kalimat yang sederhana namun penuh makna bagi semua orang, pendidikan memang tidak hanya melekat kepada satu titik saja, pendidikan mencakup kepada semua orang dewasa, remaja, anak-anak, bahkan balita sekalipun. Pendidikan akan terus melekat di dalam benak manusia.

Read More

Pendidikan memerlukan belajar yang harus menumbuhkan daya pikir seseorang agar memahami arti yang telah dilakukan ataupun memahami setiap apa yang dia kehendaki. Melihat realita di awal tahun 2020 suasana di dunia di goncangkan oleh virus yang sangat cepat dalam penyebarannya, dari negara satu ke negara lainnya, dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Bahkan sampai detik ini, 2 Juli 2020 masih banyak wilayah yang masuk kedalam zona merah.

Beberapa fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah, pasar, mall atau tempa-tempat yang mengundang keramaian semuanya di jaga dengan ketat. Diawasi setiap pergerakannya karena menjelmanya rasa takut di masa pandemi ini. Memilih dan menjalani situasi seperti sekarang memang bukan pilihan atau lotre bagi para pemain sebuah perjudian. Akan tetapi sebuah kenyataan yang harus dirasakan bersama dan merata di seantero nusantara.

Pendidikan alat Perubahan

Kembali kita resapi bahwa pendidikan sebagai senjata utama untuk merubah dunia. Sebuah kalimat yang memotivasi kita untuk terus belajar sampai kapanpun bahkan pada saat pandemi covid 19 ini. Tidak ada kata terlambat atau terhambat dalam belajar. Karena pendidikan akan membawa seseorang menuju derajat tertinggi dalam berilmu. Keluh kesah belajar pada masa pandemi memang kita akui sebagai penghambat dalam bersosial secara langsung untuk menambah belajar siswa atau peserta didik.

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah SWT akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, berdirilah kamu, maka berdirilah. Niscaya Allah Swt. akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah SWT Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.” (Surah al-Mujadalah/58: 11)

Belajar juga tidak mesti harus terus bertatap muka dengan guru. Berbagai macam aplikasi untuk menunjang pembelajaran jarak jauh (PJJ) sekarang ini sangant banyak sekali. Tinggal bagaimana kita akan melawan pandemi ini dengan semangat belajar yang kuat. Para ulama zaman dahulu juga merasakan pahitnya belajar dan mencari sebuah riwayat ilmu (hadits) demi tersambungnya (ittishal) rantai sanad kepada Nabi Muhammad Saw.

Pandemi bukan sebab utama alasan kita berhenti belajar. Justru pandemi ini membawa hal-hal positif bagi kita yang benar-benar lalai dalam belajar ketika di kelas. Dengan adanya PJJ semua siswa dan pelajar diawasi terus oleh orang tua. Mereka ingin melihat secara langsung perkembangan akademik anak mereka ketika belajar Jarak jauh. Semua memiliki peranan penting untuk mengarahkan anak-anak mereka kepada hal-hal yang positif dan bisa menyikapi realita yang ada.

Masa yang Sulit

Kita ingat perkataan Guru Besar Imam Syafi’i yang dinukil oleh Syaikh al-Zarnuji bahwa dalam mencari ilmu ada salah satu etika yang bernama al-bulgoh (bekal yang cukup). Pada masa pandemi kita diuji dari aspek ekonomi, dan sosial. Aspek ekonomi bisa kita lihat bagaimana pelajar harus menggunakan banyak bekal. Katakanlah di sini biaya dalam pendidikan. Sekarang kita bisa melihat kegiatan belajar PJJ semua pelajar menggunakan inernet dan menggunaka kuota untuk mengakses tugas-tugas yang telah disiapkan oleh guru. Biaya pendidikan inilah yang mungkin saja merupakan wujud nyata realitas bahwa belajar itu butuh perjuangan keras, kecerdasan, biaya pendidikan, dan lainnya. Dalam aspek sosial kita juga merasakan bagaimana orang yang berada di sekitar kita membatasi interaksi kontak langsung dengan kesadaran kita memiliki resiko terpapar dan menularkan corona.

Mari kita resapi bersama esensi belajar dan cara menghadapi masa yang sulit ini dengan terus belajar dan terus menjadikan setiap waktu yang kita punya bermanfaat (meaningfull). Meskipun pandemi ini menjadi alasan juga bagi sebagian pelajar untuk sejenak berhenti dalam aktifitas pembelajaran karena keterbatasan atau bahkan karena kemalasan. Saya tutup dengan kutipan “Sistem pendidikan yang bijaksana setidaknya akan mengajarkan kita betapa sedikitnya yang belum diketahui oleh manusia, dan seberapa banyak yang masih harus ia pelajari.” – Sir John Lubbock.

 

 

 

 

 

 

 

Related posts