Pembelajaran di Madrasah Pada Masa New Normal
Oleh : Sri Hidayati Mukaromah
Pada masa pandemi semua yang terkait dengan pendidikan berpikir bersama untuk mencapai tujuan pendidikan bahkan lebih serius dalam memikirkan hal ini dibuktikan dengan adanya pembahasan pembahasan masalah pendidikan di berbagai acara baik melalui media sosial, televisi maupun acara acara virtulal lainnya. Sebagai seorang guru ataupun semua bagian dari pendidikan memang seharusnya ikut berpartisipasi dalam pembahasan tersebut sehingga ada ke-sinkron-an maksud dan tujuan kesamaan visi dan misi dari semua pihak pendidik atau tenaga didik dan semua stake holder pendidikan maupun sekolah masing masing.
Tetap Hebat dan Bermartabat
Pemikiran –pemikiran yang bermutu tentunya dapat diraih agar dapat diimplementasikan dalam realita pendidikan madrasah. Dengan segala kondisi madrasah tetap berusaha menampilkan diri sebagai madrasah yang hebat dan bermartabat. Sebagai madrasah yang hebat dan bermartabat akan mampu mewujudkan pembelajaran-pembelajaran yang bermutu tinggi dengan segala kondisi. Guru merupakan kurikulum yang berjalan sebagai sumber inspirasi akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dengan dukungan berbagai pihak sebagai satu kesatuan dalam meraih tujuan dengan segala perwujudan karakternya yang telah dicanangkan.
Kondisi pendidikan saat ini perlu adanya inovasi mulai dari kurikulum. Segala beban administrasi guru yang rumit dan cenderung terlalu banyak akan lebih efektif bila diarahkan pada peningkatan kemampuan guru dalam berkreasi dan selau inovasi dalam pembelajaran. Dalam masa pandemi guru harus lebih kreatif lagi dengan segala kondisi siswanya sebagai pertimbanagan dalam menetapkan bagaimana strategi apa untuk mendidik dan mengajar murid muridnya dengan kasih sayang dan agar mereka merasa bahagia serta mendambakan insipirasi gurunya.
Dengan adanya ruang berinovasi berkreasi para guru akan belajar memanfaatkan waktunya yang sehingga diharapkan pada masa pandemi ini justru terlahirlah inspirator-inspirator yang bermutu yang siap berjuang menuju madrasah hebat bermartabat dengan mengutamakan kesehatan dan kesiapan anak didik. Gurulah yang pertama mengetahui keadaan dan situasi anak didiknya maka jika guru merupakan kurikulum berjalan sedangkan kurikulum bersifat lentur maka tentunya tidak ada doktrin kurikulum. Tata kelola madrasah yang baik mengutamakan kesehatan kenyamanan bekerja dan kreatifitas. Jika kenyamanan perasaan sejahtera dapat diwujudkan tentunya akan meningkatkan produktifitas masing masing.
Berbagai Pertimbangan kala Pandemi
Pada masa pandemi ada beberapa hal sebagai pertimbangan dalam pelaksanaan pendidikan seperti biaya pembelajaran, tantangan global yang berbahaya terutama pada penjagaan siswa dari penularan covid-19 dan juga seluruh tenaga pendidikan denan segala staek holdernya, daya dukung pembelajaran yang dari masing masing madrasah dan juga kesejahteraan. Jadi belajar bukan dengan rasa terancam ketakutan tapi dengan kesejahteraan lahir maupun batin. Untuk melaksanakan pendidikan dengan pertimbangan-pertimbangan ini tentulah harus ada kerjasama juga dari berbagai pihak sehingga akan mencapai tujuan. Guru tidak akan mencapai tujuan dengan hasil terbaik tanpa adanya dukungan berbagai pihak.
Pada pelaksanaannya guru harus dapat memilih materi penting dan yang merupakan prioritas dalam pembelajaran. Kemampuan memilih metode yang tepat serta aktif dan kreatif. Dengan beban administrasi yang ringan tentunya guru lebih leluasa berpikir bebas terbatas menggunakan waktunya untuk selalu belajar dan inovatif tidak merasa tertekan pihak manapun bebas berkreatifitas mengembangkan kemampuannya. Dengan inilah justru akan menumbuhkah guru-guru berdaya saing sehingga madrasah dengan guru-guru yang hebat. Guru yang hebat akan dapat selalu memberikan inspirasi kepada murid-muridnya seningga para siswa atau murid –muridnya tumbuh berkembang dengan sehat berdaya saing kuat.
Budaya baru pembelajaran di Madrasah belum sepenuhnya tumbuh berkembang kendala –kendala perlu adanya solusi terutama di pedesaan yang kadang tidak dapat akses internet hanya menggunakan tathering untuk dapat online. Adanya e-learning madrasah belum bisa dimanfaatkan sepenuhnya oleh madrasah secara keseluruhan. Pembelajaran online atau dengan daring masih banyak kendala untuk koneksitasnya atau bahkan keluhan siswa yang tidak punya gadget dan kuota internet. Namun kita akan lalui bersama proses budaya baru pembelajaran di madrasah ini dengan segala kreatifitas yang ada dengan segala kearifan menuju kenyamanan dan madrasah yang hebat bermartabat.
Munculnya Budaya Baru
Pada pelaksanaan budaya baru pembelajaran di madrasah ini menuntut bergesernya kebutuhan dasar kebutuhan fisik ke komunikasi. Namun tentunya tidak semuanya langsung bisa terpenuhi dengan segala keadaan di masa pandemi ini walaupun sudah menyadari bahwa komunikasi merupakan syarat yang harus dipenuhi. Pembelajaran masa ini bisa dilakukan dengan Pembelajaran jarak jauh melalui zoom. Murid belajar di kelas yang sama dalam waktu yang sama. Siswa juga bisa belajar kapan saja di mana saja. Guru memberikan materi inti atau esensi. Siswa juga bisa belajar kapan saja dan di mana saja dengan narasumber lain dengan pendampingan chat, diskusi maupun tugas.
Untuk keadaan yang memungkinkan bisa dilakukan melalui pembelajaran tatap muka bergantian Ruang 1 tatap muka ruang 2 dunia maya dan sebagainya. Guru menyajikan konten atau media pembelajaran seperti word, PDF,ppt, mp4, vidio dan lain-lain. Dari konten yang guru sajikan tersebut guru bisa mengasuh pembelajaran melaui chat, grup wa, diskusi, tugas dan lain-lain. Guru bisa memberikan reward kepada anak didiknya yang merespon paling baik dengan ucapan atau tulisan stiker-stiker atau lainnya yang membuat siswa lebih bersemangat lagi dalam mengikuti pembelajaran atau dalam belajar mandiri dari rumah.
Guru perlu melakukan kolaburasi dengan guru lain untuk mengembangkan bahan. Apalagi dalam mapel yang sama agar identifikasi KI KD sejalan. Guru berusaha agar siswa memahami apa ayang akan dipelajari dan bagaimana penilaiannya. Pembelajaran berbasis masalah sangat bagus untuk diterapkan. Pembelajaran abad 21 ini fokus pada ketrampilan dan karakter berakhlak mlia, berpikir kritis, kreatif, inovatif, kolaboratif dan literat. Karena pendidikan sebagai sistem, untuk mencapai tujuan tersebut harus membangun sinergi tripusat pendidikan sedangkan manajemen mutu dan kepemimpinan mutu merupakan faktor penting untuk menjadikan madrasah hebat bermartabat.
Dengan manajemen mutu akan dapat membentuk kerjasama yang baik anatara orang tua siswa, tokoh, pejabat, stakeholder dan lingkungan. Dengan terjalinnya kerjasama yang baik dalam pilihan pembelajaran new normal baru akan dapat dilaksanakan untuk penguatan karakter, amal ibadah, peduli lingkungan dan juga kesolehan sosial. Hal ini bisa dilakukan dengan inovasi dan modifikasi struktur kurikulum beban belajar maupun strategi pembelajaran yang membuat para siswa menjadi bahagia dalam belajar. Karena siswa tidak boleh belajar dalam keadaan susah sehingga akan berpengaruh emosionalnya yang menyebabkan kegagalan pendidikan. Kita bangun keserasian dan keramahan dalam belajar sehingga karakter yang dibangun akan terwujud.
Pembelanjaran harus bisa menumbuhkan minat membaca siswa. Sesuai kurikulum darurat pada madrasah, bahwa belajar dari rumah tidak harus memenuhi tuntutan kompetensi (KI KD) pada kurikulum, tetapi lebih ditekankan pada pengembangan karakter, akhlak mulia, ‘ubudiyah, kemandirian dan kesolehan sosial. Pendidikan harus dapat mengembangkan kompetensi siswa pada aspek sikap, aspek pengetahuan dan aspek ketrampilan. Kegiatan pembelajaran harus menumbuhkembangkan kompetensi literasi bahasa, literasi matematik, literasi sains, literasi media, literasi tehnologi dan literasi visual. Kegiatan pembelajaran harus dapat merangsang tumbuhnya 4C (Critical thinking, Collaborative, Creativity dan communicative) pada diri siswa.