Al-Kulaini memiliki nama lengkap Abu Ja’far Muhammad bin Ya’qub bin Ishaq Al Kulaini Ar Razi AsSalsili Al Baghdadi, Tsiqatul-Islam. Al kulaini berasal dari kelurga ulama terkenal dikota Rai pada masa itu. Banyak ulama besar, para faqih dan muhadis berasal dari keluarga tersebut seperti contoh pamannya beliau Abu al-Hasan Ali bin Muhammad yang dikenal dengan nama ‘Allan, Muhammad bin ‘Aqil al-Kulaini, Ahmad bin Muhammad saudara kandung Abu al- Hasan tersebut di atas dan ia memikul kepemimpinan para Fuqaha’ Syi’ah di zaman Khalifah Abbasi al-Muqtadir Billah.
Al-Kulaini adalah salah satu dari sekian banyak ulama dan tokoh yang tidak ada data atau berita dari awal aktivitas dan perjalannan keilmuannya yang tidak sampai kepada kita . Bahkan ayah beliau Syeikh Ya’qub juga tidak dapat ditemukan data dan sejarah perjalananya dengan terperinci.
Disebutkan dalam kitab sejarah bahwa Al-Kulaini yakni tokoh ulama dan pemimpin pengikut Ahlubait di kota Rai pada masa itu. Selai itu, beliau dikenal adalah orang yang paling tsiqah dalam meriwayatkan hadis dengan membuktikan kesohorannya dalam kitab Al Kafi dikalangan para ulama.
Perjalanan Intelektual Al-Kulaini
Al-Kulaini memiliki keunggulan dalam intelektualnya di kota Rai pada paruh kedua kehidupan beliau dan sebelum kepindahan beliau di kota Baghdad. Ketika beliau berpindah dikota Baghdad banyak para ulama pembesar madzab mengelilingi beliau karena kedalam ilmu, ketaqwaan dan kezuhudannya.
Al-Kulaini juga menjadi tokoh terkenal pada masa ghaibah Sughra bahkan dari orang yang begitu dekat dengan empat wakil khusus Imam Mahdi di kegaiban yang memikul tugas sifarah atau sebagai perantara dan menyambung lidah secara berurutan. Oleh sebab itu, nama Al-Kulaini mulai popular dan banyak para ulama mendatanginya untuk menimba ilmu dan meriwayatkan hadis dari beliau.
Al-Kulaini dengan ketekunannya dalam menghimpun beberapa hadist dari Imam Ahlulbait as didalam inseklopedia hadis Al Kafi yang beliau karang. Dengan kurun waktu yang tidak sedikit itu menunjukkan bahwa beliau telah berkeliling kekota-kota seperti Irak, Damaskus, Ba’albak dan Taflis.
Selain itu, beliau juga bertemu dengan para masyaikh guna mendapatkan informasi mengenai riwayat dan peninggalan ilmiah para Ahlulbait as dan mendpatkan ijazah periwayatan Ushul dari para tokoh dan perawi kitab-kitab tersebut. Dan banyak bertemu para masyaikh dan pembesar Syiah yang menyebabkan Al-Kulaini menjadi terkenal.
Al-Kulaini tergolong perawi pada tingkat kesembilan. Adapun yang diriwayatkan dari beliau rata-rata yakni dari tingkat kesepuluh sementara sebgaian juga dari perawi tingkat kesembilan.
Dalam Mustadrak al-Wasa’il dan dalam kitab Al-Fahrasat dan kitab Kasyfu al-Mahajjah Karya Sayyid Ibnu Thawus. mengeaskan bahwa Al-Kulaini wafat pada tahun tiga ratus dua puluh delapan.
Al-Kahfi menurut kalangan ulama syiah
Kitab Al-Kafi dikenal dengan nama kitab Al-Kulaini adalah kitab yang terkenal dikalangan para ulama. Al-Kulaini telah banya meriwayatkan hadis-hadis didalam kitab tersebut dari masyaikh dan tokoh ulama di masanya, selain itu juga dati kitab-kitab ushul yang ditulis dimasa hidup para imam Ahlubait as.
Al-Kulaini menyelesaikan kitab tersebut dengan kurun waktu yang sangat panjang kurang lebih dua puluh tahun, tentunya berbeda dengan kitab sejarah, bahasa, sastra atau ushul fiqih mungkin tidak akan memerlukan waktu sebanyak itu.
Al-Kulaini dengan melalui kitab Al-kafi tersebut telah berhasil membuktikan kedalaman ilmu yang dikuasai beliau tentang ilmu rijal dan ketelitian dalam menentukan sanad para periwayatnya. Oleh karena itu kitab Al Kafi ini sering menjadi rujukan para Ulama Syiah si sepanjang masa dan keistimewaan dan kehandalannya tidak ada yang seangung Al Kafi.
Adapun beberapa komentar mengenai kitab Al-Kafi menurut ulama Syiah yakni salah satunya oleh Al Faidh Al Kasyani berkata bahwa “Al Kafi adalah paling mulianya kitab standar, paling terpercaya, paling sempurna dan paling mencakup; sebab ia memuat (hadis-hadis) kitab-kitab Ushul dan ia kosong dari yang tidak perlu dan yang jelek.”
Selain itu, Al Muhaddis Abbas Al Qummi berkata, “Al Kulaini mengarang kitab al-Kafi paling mulianya kitab-kitab Islamiyah dan paling agungnya karangan Syi’ah Imamiyah yang tidak di karang sepertinya.”
Para ulama juga menghitung jumlah hadis yang ada didalam kitab Al Kafi sebanyak 16199 hadis. Dan ada pula yang menyebutkan bahwa jumlah hadis didalam kitab Al Kafi adalah 15328. Sementara Syeikh Al Majlisi mengatakan jumlahnya yakni 16121 hadis.
Di kalangan Syiah Imamiah kitab Al Kafi ini menduduki peringkat pertama didalam kitab-kitab hadis lainnya. Al Kafi menjadi sumber rujukan pertama dan utama bagi ulama Syiah. Selain itu, seorang faqih senantiasa membutuhkannya dalam menyimpulkan hukum-hukum Syariat, seorang teolog akan mendapatkan kepuasan dalam argumen naqli dan aqli dari riwayat riwayat yang ada didalamnya.
Refrensi:
Al-Kulaini Wa al-Kafi :443.
Al-Wafi :1\6.
Al-Mahajjah, Kasyfu. Ibnu Tahwus :165-166.