Dalam urutan tashrif Fi’il (kata kerja), shighat atau forma mashdar berada di urutan ketiga. Secara general tiga urutan pertama tashrif itu biasanya adalah fi’il madhi (kata kerja lampau), fi’il mudhori’ (kata kerja...
Read moreMashdar dalam artian yang sederhana adalah kata benda atau isim yang di-nashab-kan dan menempati urutan ketiga dalam hierarki tashrif (derivasi) fi’il (kata kerja) dalam bahasa Arab. Contohnya adalah dharaba (telah...
Read moreSimpatik atau kecenderungan Tuhan kepada hamba telah diulas sebelumnya. Kali ini rupanya ada pula arah yang sebaliknya. Di mana Syaikh Abdul Qodir al-Kuhin menjelaskan tentang ini dalam kitabnya Munyat...
Read morePertemuan ngaji nahwu sufi semalam membincang tentang simbol-simbol sufistik dari athaf. Untuk anda yang belum memahami apa itu athaf dalam konteks kebahasaan secara utuh bisa dicari dalam kitab-kitab suci nahwu...
Read moreNgaji episode ke-11, kami membaca sebuah hikayat tentang perjalanan suci seorang wanita Habasyah (Ethiopia), di mana ia mencari dan akhirnya berjumpa dengan kekasihnya. Dalam sebuah hikayat, sebagaimana digambarkan oleh Syaikh...
Read moreNgaji episode ke-10 adalah permulaan kami membaca isi dari kitab Munyatu al-Faqir. Setelah sebelumnya dari episode ke-1 sampai ke-9 membaca muqodimah sang pengarang. Mula-mula kitab ini membahas basmallah mulai dari...
Read moreNgaji episode ke-9 adalah ngaji untuk menyelesaikan dalam membaca muqoddimah kitab Munyatul al-Faqir karya Syaikh al-Kuhin. Tema sentral pada ngaji kali ini masih seputar pentingnya menangkap makna dari yang tersurat,...
Read morePada pertemuan ke-8 kami masih membaca cerita-cerita para salik yang berbuat khoriqu al-‘Adah yaitu perbuatan “melanggar” norma-norma yang selama ini diugemi oleh kaum awam. Yang dimaksud kaum awam di sini...
Read morePada ngaji yang ke-7 ini, kami membaca beberapa ulasan tentang adanya pergeseran makna nahwu yang ada di kalangan para salik. Para ahli ilmu bathin menyandarkan ungkapan-ungkapnnya pada kebenaran esensial ketimbang...
Read morePada pengajian kali ini, 29 April 2020, kami menyelesaikan membaca argumen Syaikh al-Kuhin tetang pentingannya ilmu bathin baik bagi ahli bahasa maupun ahli lainnya. Pada penutupan bahasan ini, beliau mengutip...
Read moreBanyak pesrsepsi masyarakat yang mengatakan bahwa kaum sufi lebih mementingkan hubungan substansial dan hati ketimbangan memperhatikan aspek legal formal. Misalnya, sebagaian masyarakat menganggap bahwa ukuran diterima atau tidaknya shalat seseorang...
Read moreSebuah catatan Seminar Lughotuna.id Bersama Dr. Amir Walid As Siba’i (Director of Mother Tongue Uni Emirat Arab) Seminar daring bersama Dr. Amer Walid As Sibai (Director...
Read morePada pertemuan ke-4, bacaan kami masih melanjutkan penjelasan pentingnya seseorang untuk gandrung ilmu batin, jika belum bisa gandrung minimal mempercayai atas wujud ilmu tersebut. Terlebih bagi seorang ilmuan, expert, cendekiawan...
Read morePada pertemuan ke-3, ngaji nahwu sufi, kami membaca argumentasi penulis tentang urgensi membaca apa yang ada di balik bahasa. Penulis mengkhawatirkan orang-orang yang belajar nahwu hanya terlena dengan apa yang...
Read more